Selain itu, kata Tama, gerakan mahasiswa atau pelajar pasca-putusan MK tersebut akan menjadi semakin "seksi" dan jauh lebih menarik dibandingkan dengan sebelumnya.
Meski demikian, Tama berpesan jangan sampai mahasiswa terjebak dalam politik praktis.
"Independensi mereka dibutuhkan oleh bangsa ini. Mahasiswa justru harus kritis terhadap visi misi caleg, capres-cawapres, termasuk program partai yang ditawarkan," jelasnya.
Tama lantas mengajak para mahasiswa untuk memanfaatkan ruang tersebut sebaik-baiknya, bila perlu menguliti sedalam-dalamnya isi kepala para calon pemimpin yang nantinya bersedia menerima tantangan debat di kampus masing-masing.
Selain itu, dari KPU tentu saja harus membuat aturan yang lebih teknis. Selain larangan atribut kampanye dan undangan penyelenggara kegiatan, perlu juga ada pembatasan.
"Misalnya, pembatasan jumlah massa partai yang hadir. Kita berharap proses kampanye tetap tertib, dan tidak menimbulkan masalah seperti kerusuhan," pungkasnya.