Menurut dia, kebutuhan tambahan kapal muncul karena pasokan BBM yang biasanya melalui terminal OTM harus dialihkan melalui jalur dan fasilitas lain. Dia menuturkan beban biaya negara kemudian akan bertambah sekitar Rp150 miliar per tahun.
“Kalau itu dirupiahkan tentu akan signifikan. Dari kajian surveyor Indonesia, sekitar Rp150 miliar per tahun,” kata Alfian.
Namun, dia menegaskan angka tersebut belum mencakup keseluruhan dampak finansial penghentian operasi terminal tersebut.
“Itu hanya dari sisi penambahan kapal saja. Belum termasuk penghitungan mengenai efisiensi impor yang selama ini juga memanfaatkan OTM,” tuturnya.
Kerry kemudian menegaskan kembali pertanyaannya apakah penghitungan biaya itu mencapai Rp150 miliar per bulan.
“Kalau hitungan surveyor Indonesia itu sekitar Rp150 miliar per tahun. Saya kurang jelas kalau disebut Rp 150 miliar per bulan,” ujar Alfian.