Gaya kepemimpinan memiliki peran kunci dalam pencapaian tujuan organisasi, terutama dalam konteks reformasi birokrasi di organisasi pemerintah Indonesia. Transformasi birokrasi menjadi lebih baik merupakan salah satu fokus utama organisasi tersebut.
Kepemimpinan sering dikaitkan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh seseorang. Penting untuk dicatat bahwa sifat kepemimpinan tidak selalu terkait dengan jabatan formal; bahkan orang tanpa jabatan tertentu pun dapat memiliki sifat kepemimpinan yang baik.
Seorang pemimpin demokratis memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya bekerja secara kolaboratif. Pemimpin semacam ini bersikap terbuka terhadap kritik dan masukan dari siapapun, selama itu sejalan dengan tujuan dan kepentingan bersama.
Tidak mengherankan jika pemimpin demokratis selalu memprioritaskan kepentingan kelompok daripada kepentingan individu. Sebagai anggota tim, sebaiknya bersyukur memiliki pemimpin dengan karakteristik ini. Manfaatkan kebebasan berinovasi untuk meningkatkan kontribusi kepada kelompok, dan teruslah berusaha agar dapat mengembangkan kualitas diri ke depannya.