"Kalau pidananya kan sudah jelas Azam, yang aktif itu kan Azam. Sudah jelas di bukti persidangan dia yang inisiatif aktif, dia berhubungan dengan penasihat hukum, dia paling banyak menikmati ke mana-mana itu. Sementara pihak-pihak lain kan tidak tahu," tuturnya.
Sejauh ini, kata Anang, pihak Kejagung belum menemukan adanya unsur pidana yang melibatkan Hendri dalam kasus dugaan investasi bodong robot trading tersebut.
"Pastinya kelalaian sebagai Kepala Kejaksaan Negeri selaku atasannya yang harusnya bisa mencegah, bisa hati-hati dalam melaksanakan tugasnya. Tapi kalau dari mens rea dengan pengetahuan belum tergambar. Sementara belum (ada temuan unsur pidana), sanksinya sudah copot dari jabatan, sudah paling berat itu," ungkap Anang.