Lebih lanjut, pria lulusan S1 IPB ini mengatakan di awal Ramadan, waktu Subuh di Swedia berada di pukul 03.17 kemudian Magrib di pukul 18.16. Namun, nantinya menjelang Idulfitri waktu Magrib akan berada di pukul 20.24 sehingga warga muslim di Kota Uppsala, Swedia harus menahan haus dan lapar hingga 17 jam lamanya.
"Karena saya baru tahun pertama ya di sini. Ada banyak teman-teman di sini yang sudah lebih lama dan pernah merasakan puasa 17,5 jam di puncak musim panas. Setiap harinya kami harus beradaptasi dalam penambahan waktu berpuasa 5 menit ," katanya.
Untuk mengatur jadwal puasa yang padat tersebut, beberapa muslim di Swedia, kata Galih, melakukan penyesuaian memiliki tips pola makan. Sebab, ada beberapa orang yang tidak bisa makan terlalu pagi sehingga hanya makan satu kali sehari di waktu berbuka saja.
Rasa rindu terhadap Tanah Air selalu muncul dalam hati Galih, terlebih di momen Ramadan. Menurutnya, ia selalu merindukan kebersamaan dengan keluarga, masakan Indonesia, hingga makanan takjil jelang berbuka.