JAKARTA, iNews.id – Presiden ke-8 RI Jenderal TNI (Hor) (Purn) Prabowo Subianto pernah ditegur atasannya ketika masih aktif berdinas di militer. Penyebabnya, dia menunjuk tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengerjakan proyek pangkalan Detasemen 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Apa yang salah?
Kisah ini dibagikan Prabowo dalam buku biografinya bertajuk ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’. Pada Bab VI tentang kepemimpinan para senior, Prabowo menulis kenangan mengenai Letjen TNI (Purn) Hartono Rekso Dharsono.
Menurut Prabowo, HR Dharsono yang karib disapa Pak Ton merupakan sahabat ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo, juga teman baik pamannya, Subianto Djojohadikusumo. Pak Ton pernah menjadi Atase Pertahanan di London.
“Ia pun juga punya karier gemilang di TNI. Beliau besarnya di Kodam Siliwangi, pada saat itu Divisi Siliwangi,” kata Prabowo (halaman 69), dikutip Selasa (22/10/2024).
Mantan Danjen Kopassus ini menceritakan, ketika berlangsung operasi-operasi penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta dan DI/TII, Dharsono menonjol sebagai komandan Batalyon. Pada saat G30S/PKI meletus, dia sudah menjabat sebagai kepala staf Kodam Siliwangi.
HR Dharsono, lanjut Prabowo, akhirnya menggantikan Mayjen TNI Ibrahim Adjie sebagai Panglima Kodam Siliwangi pada 1966 sampai 1969. Pada waktu itulah tentara kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah tersebut benar-benar menampilkan wujud kemanunggalan TNI dengan rakyat.
“Beliau sangat populer dengan rakyat, dengan mahasiswa, dan dengan prajurit. Beliau sering memakai Baret Kujang. Beliau muncul sebagai idola, sebagai figur yang heroik. Beliau idola para anak muda Jawa Barat dan grass root anak muda Ibu Kota,” tutur Prabowo.