Kejadian itu membuat juru minyak berlari keluar dari kamar mesin. Mualim jaga juga langsung memerintahkan awak kapal membantu penumpang mengenakan jaket pelampung dan persiapan evakuasi.
"Sementara nakhoda yang saat itu sedang beristirahat segera dibangunkan oleh mualim jaga," sambung dia.
Anggiat menuturkan, nakhoda langsung mengambil alih kemudi. Di saat yang bersamaan nakhoda juga memancarkan sinyal bahaya di Radio VHF frekuensi 16.
Di titik ini, kendaraan bagian belakang kapal mulai bergeser dan bertumpu di sisi kanan. Kondisi ini juga yang menyebabkan kapal semakin terus bertambang miring ke sebelah kanan.
"Yang pada awalnya dalam keadaan masih perlahan-lahan, (kemiringan) kemudian semakin cepat," tambah Anggiat.
Beberapa menit setelah panggilan darurat, kapal mulai tenggelam dengan kondisi buritan atau bagian belakang kapal tenggelam terlebih dahulu sambil miring ke kanan.