Selain soal keuangan, distribusi barang juga dibenahi. Koperasi desa ke depan akan bekerja sama dengan Pos Indonesia dalam pengadaan dan pengiriman barang, termasuk barang bersubsidi seperti beras dan pupuk.
Selama ini, banyak koperasi mengelola distribusi secara mandiri, yang kerap menimbulkan ketidakefisienan. Dengan skema baru, semua pesanan dan pengiriman akan dikelola oleh PT Pos Indonesia agar lebih terpusat dan tertata.
Kartika menargetkan seluruh sistem digital, mulai dari keuangan hingga distribusi, rampung dan berjalan penuh pada akhir tahun 2025. Namun beberapa bagian, seperti sistem Telkom, sudah mulai diterapkan bulan depan.
Sementara itu dampak pemotongan jalur distribusi yang dilakukan Kopdes Merah Putih mulai terasa di lapangan. Asep Rukmanja, pengawas Koperasi Desa Merah Putih di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menyebut omzet koperasinya naik dua kali lipat sejak ikut program ini, dari Rp200 juta per bulan menjadi sekitar Rp400 juta.
Asep yang sebelumnya mengurus koperasi desa biasa menyebut, pemangkasan jalur distribusi oleh pihak pusat sebagai kunci utamanya. Harga beli barang menjadi lebih murah, harga jual tetap bersaing, dan margin keuntungan koperasi pun meningkat.