Hardly pun mengatakan jika penonton program tersebut semakin berkurang dan bahkan tidak, maka sebaik apapun program siaran itu berusaha dikemas, sebaik apapun value yang berusaha disampaikan, biasanya tidak diproduksi lagi.
“Karena apa? Kalau penontonnya banyak bisa mendapatkan pemasang iklan. Karena pemasang iklan itu yang membiayai produksi begitu kan. Nah kalau penontonnya sedikit pemasang iklannya sedikit sehingga tidak ada yang membiayai proses produksi ini,” kata Hardly.
Lalu, kenapa menjadi penting? “Ini bagian dari yang kami di KPI ingin mendorong teman-teman semua para pemirsa semua, seluruh masyarakat Indonesia untuk kemudian menjadi bagian dari gerakan literasi (Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa) untuk menjadi bagian dari pemirsa yang telah memiliki kapasitas literasi yang baik dengan pemirsa yang kemudian mampu menyeleksi atau memilih program siaran,” kata Hardly.
Kemudian, Hardly pun meminta masyarakat untuk pertama, pilihlah program-program siaran yang berkualitas. “Kemudian, kedua kritis itu ketika ada program siaran yang dianggap berdampak atau berpotensi membuat dampak negatif dapat dilaporkan kepada KPI.”
“Lalu, ketiga harapan kita melalui gerakan literasi ini yang paling penting tetapi seringkali dilupakan oleh pemirsa, oleh netizen yaitu adalah mengapresiasi program siaran yang baik dan berkualitas,” kata Hardly.