"Jadi kebijakan kami mengganti empat angka di belakang NIK. Dengan mengecek NIK yang menggunakan 12 digit tentu berbeda dengan 16 digit," ujarnya.
Sebelumnya, kubu Prabowo-Sandi menyatakan, berdasarkan data yang diterima oleh keempat partai koalisi, dari 137.356.266 pemilih yang terdata dalam DPS, ditemukan pemilih ganda sebanyak 25.410.615 orang. Jumlah ini setara 18 persen suara nasional.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menuturkan, temuan 25 juta data pemilih ganda ini jelas sangat mengagetkan. Karena itu, dia meminta KPU agar memberikan waktu kepada parpol melakukan penyisiran dan memberikan masukan terkait DPT.
“Kami ingin agar pencalonan presiden berlangsung jujur dan adil agar demokrasi yang berjalan dapat dipercayai masyarakat untuk menyalurkan suaranya,” katanya.