Tak heran, etika yang berlaku di ruang digital sama dengan di ruang nyata. Hal ini menegaskan agar perilaku kita di ruang digital selaras dengan perilaku di ruang nyata atau di keseharian. “Apa yang ditunjukkan di digital itu menunjukkan pribadi kita, bahkan sebagai bangsa,” kata Anita.
Menjadi hal yang penting untuk dapat bernetiket dalam dunia digital. Netiket sendiri merupakan gabungan dari kata network dan etiquette. Istilah ini digunakan untuk menyebut etiket dalam internet, atau beretika selama berkomunikasi di internet.
Bernetiket baik, lanjut Anita, sangatlah sederhana. Hal ini dijabarkan dalam tiga prinsip, yaitu yang pertama, masyarakat harus selalu menjunjung tinggi prinsip ‘memanusiakan manusia’ lain. “Artinya kita perlu memperlakukan orang lain di dunia digital sama dengan kita ingin diperlakukan oleh pengguna internet lainnya,” ucapnya.
Dengan menjalankan prinsip ini, Anita berharap masyarakat dapat menjadi pribadi yang mampu menjaga privasi dan menghormati orang lain. Kemudian, mampu melontarkan kritik berdasar substansi, bukan mengumbar kebencian.
Kedua, jaga diri dan jaga orang lain. Prinsip ini dimaknai Anita agar tidak mengumbar hal -hal pribadi yang sebenarnya orang lain tidak perlu tahu. Misalnya data pribadi, masalah pribadi, pembicaraan privat hingga mengumbar data pribadi orang lain.