LPJ Airlangga Singgung Dualisme Kepemimpinan Golkar hingga Setya Novanto

Felldy Aslya Utama
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. (Foto: Antara).

Kemudian, kata dia Golkar menggelar Munas Luar Biasa (Munaslub) pada 2016. Munaslub memutuskan posisi politik Partai Golkar semula berada di luar pemerintahan bersama Koalisi Merah Putih kemudian berubah menjadi partai pendukung Pemerintah Jokowi-JK bersama Koalisi Indonesia Hebat.

Dia menuturkan, dalam perjalanannya Partai Golkar mengalami hambatan karena Ketua Umum Partai Golkar saat itu Setya Novanto terjerat kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Partai Golkar, kembali menggelar Munaslub 2017 dan dia terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi menggantikan Setya Novanto. "Ibarat kapal yang telah oleng dihantam badai besar, Golkar memenangkan nahkoda untuk menyelamatkan kapal tersebut sehingga penumpang bisa selamat sampai tujuan," katanya.

Saat itu tidak ada program umum yang ditetapkan. Kepengurusannya lebih fokus bagaimana memenangkan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

"Waktu yang tersedia sangat terbatas di mana waktu persiapan pilkada kurang dari tujuh bulan sementara persiapan Pemilu 2019 hanya 15 bulan. Rentang waktu yang sangat pendek untuk menyiapkan perhelatan akbar Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif," ucapnya.

Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait
Nasional
6 hari lalu

Bahlil Sebut HUT ke-61 Golkar Merakyat: Jauh dari Kemewahan

Nasional
7 hari lalu

Bahlil Perintahkan Setop Laporan Meme Dirinya ke Polisi: Jangan Diperpanjang

Nasional
7 hari lalu

Polda Metro: AMPG Konsultasi soal Dugaan Akun Medsos Hina Bahlil

Nasional
11 hari lalu

Sebut MBG Mulia, Bahlil: Waktu Kuliah Saya Busung Lapar

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal