JAKARTA, iNews.id – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengundang secara khusus perwakilan dari sembilan universitas untuk membahas penyelenggaraan pilkada langsung. Pertemuan ini juga untuk mengevaluasi efektivitas pesta demokrasi di tingkat daerah tersebut.
Tito menuturkan, pertemuan ini merupakan inisiatifnya. Dari sisi politik, pilkada sangat esensial bagi demokrasi di Indonesia. Mantan Kapolri ini pun lantas menjelaskan sekilas persiapan pemerintah dalam menyelenggarakan Pilkada 2020.
Pilkada 2020 merupakan pilkada serentak terbesar karena meliputi 270 pemilihan kepala daerah.
"Sejak 2004 hingga 2018, di samping menghasilkan aspek positif, pilkada langsung juga menyimpan berbagai ekses sebaliknya, di antaranya konflik sosial berbasis identitas, keterbelahan masyarakat dalam dua kubu yang bertentangan yang memicu kerawanan sosial serta “high cost" atau berbiaya sangat tinggi," kata Tito di kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Menurut Mendagri, biaya tinggi pilkada secara langsung telah berpengaruh pada kualitas tata kelola kepemimpinan di daerah. Jika ekses negatif pilkada dibiarkan terus-menerus, alam demokrasi di Indonesia dan akan timbul benih-benih konflik sosial di masyarakat.