Optimisme Mendorong Optimalisasi Belanja

Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan Candra Fajri Ananda. (Foto: Koran SINDO).

Prof Candra Fajri Ananda PhD
Staf Khusus Menteri Keuangan RI

DAMPAK pandemi corona (Covid-19) terasa sangat signifikan hingga mampu memorakporandakan perekonomian global. Sebagian negara, termasuk negara-negara utama dunia, telah terlebih dahulu masuk dalam jurang resesi. Kini Indonesia pun telah resmi masuk dalam deretan negara di dunia yang juga mengalami resesi.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah resmi melaporkan bahwa pertumbuhan secara year on year (yoy). Hal tersebut menandakan bahwa Indonesia telah resmi mengalami resesi pada tahun ini setelah dua kuartal beruntun ekonominya tumbuh minus. Meski demikian kontraksi di kuartal III-2020 lebih baik bila dibandingkan dengan posisi pada kuartal II-2020 yang tercatat minus 5,32% (yoy).

BPS menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020. Secara umum faktor PDB pada kuartal III memang tidak berubah, yaitu 64,13% PDB berasal dari 5 sektor (industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan).

Kabar Baik dari Raksasa Ekonomi Dunia

Data BPS juga menunjukkan bahwa pada kuartal III setidaknya terdapat 7 sektor yang tumbuh positif, di antaranya pertanian, infokom, administrasi, pemerintahan, jasa pendidikan, real estate, jasa kesehatan, dan pengadaan air. Di sisi lain masih terdapat pula 10 sektor yang mengalami kontraksi meski tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada kuartal sebelumnya. Salah satunya sektor industri yang pada kuartal II tumbuh minus 6,19%.

Namun pada kuartal III industri mampu tumbuh minus 4,31%. Selain itu sektor lain yang mengalami kontraksi adalah akomodasi makan dan minum. Meski demikian kontraksinya hanya separuh dari kuartal II yang lalu, yaitu pada kuartal II kemarin akomodasi makan dan minum mengalami kontraksi 22%, tetapi pada kuartal III kontraksinya jauh lebih landai, sebesar 11,85%.

Menjaga Supply dan Demand

Tak dapat dimungkiri Covid-19 telah membuat ekonomi Indonesia terpukul dari dua sisi sekaligus, yaitu penawaran (supply) dan permintaan (demand). Oleh sebab itu perbaikan ekonomi dari dua sisi (supply dan demand) sangat diperlukan untuk melepaskan perekonomian nasional dari jerat resesi.

Di tengah masih banyaknya sektor yang mengalami kontraksi akibat pandemi, nyatanya pada kuartal III ini sektor pertanian masih dapat tumbuh positif sebesar 2,15% (yoy). Sektor pertanian merupakan penopang ekonomi yang sangat penting di masa yang genting seperti sekarang.

Tumbuhnya sektor pertanian di tengah masa pandemi dapat menjadi kabar baik bagi Indonesia mengingat Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan di sebagian besar negara di dunia, Covid-19 menyebabkan akses makanan berkurang karena pendapatan turun, pengiriman uang berkurang, dan harga bahan makanan meningkat. Bahkan PBB memperkirakan pada 2020 terdapat tambahan 83 juta orang atau bahkan hingga 132 juta orang mengalami kelaparan di seluruh dunia yang dipicu resesi ekonomi akibat Covid-19.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Nasional
9 hari lalu

Kasus Covid-19 Naik Lagi di Indonesia, Anak-Anak Paling Rentan!

Health
11 hari lalu

China Diserang Virus Flu Baru, OTW Pandemi Lagi?

Nasional
16 hari lalu

Banyak Orang Sakit Batuk Pilek Sekarang, Kemenkes Bongkar Data Mengejutkan!

Nasional
17 hari lalu

Skema Subsidi BBM hingga Listrik bakal Dirombak, Penerima Ditentukan Data BPS 

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal