Jika ancaman yang datang adalah ancaman militer maka yang menjadi komponen utama untuk menghadapi ancaman tersebut adalah militer dan yang menjadi cadangan adalah nonmiliter. Sementera, jika ancaman yang datang adalah ancaman nirmiliter maka yang menjadi komponen utama adalah nonmiliter dan yang mendukung adalah militer.
Dalam ciri pertahanan Negara Indonesia yang kesemestaan, tentunya melibatkan pemuda sebagai agent of defence (agen pertahanan). Jika diamati, kecendurangan ancaman dewasa ini adalah ancaman unconventional, di mana ancaman nonmiliter lebih cenderung terjadi dibandingkan dengan ancaman militer seperti perang langsung yang terjadi pada Perang Dunia I dan Perang Dunai II.
Perkembangan Industri 4.0 juga telah mengubah dimensi ancaman siber. Perang dilakukan di dunia maya dengan menggunakan teknologi sebagai senjata utama. Hal ini mendorong pendidikan bela negara untuk terus dilakukan di berbagai lapisan masyarakat, terutama bagi pemuda.
Generasi milenial atau disebut sebagai generasi Y adalah generasi yang lahir antara 1980-2000. Dengan begitu, yang disebut sebagai generasi milineal saat ini berada pada kisaran umur 19-38 tahun.
Jika dibandingkan dengan beberapa generasi sebelumnya yaitu gen X (lahir antara 1965-1980), baby boomers (lahir antara 1946-1964), dan silent generation (lahir antara 1925-1945), generasi milenial memiliki kecenderungan yang unik. Keunikan generasi ini adalah lebih tertarik dengan penggunaan internet dalam mengakses Informasi dibandingkan dengan media lainya. Hal ini membuatkan generasi hari ini berada dalam ruang “melek teknologi”.