JAKARTA, iNews.id - Peneliti senior dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjelaskan adanya ancaman lain dari erupsi gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) lalu. Apa itu?
Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi, Kebencanaan, dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Amien Widodo mengatakan pada dasarnya erupsi gunung Semeru mengeluarkan dua hal, yakni awan panas dan banjir lahar. Awan panas memiliki kecepatan hingga 200 kilometer per jam dan bisa mencapai suhu melebihi 100 derajat celcius.
Suhu tersebut berdampak pada terbakarnya pohon di daerah aliran sungai. Untuk itu, kata Amien, perlu adanya kewaspadaan yang tinggi untuk penduduk sekitar terutama yang berada di tepi sungai.
“Kami harap adanya komunikasi antara penduduk daerah hulu dengan hilir saat terjadi erupsi, seperti diadakan tombol bahaya bencana,” katanya melalui siaran pers, Jumat (17/12/2021)
Amien dan tim melakukan kajian untuk mengetahui rekomendasi penanggulangan bencana di masa depan. Adapun, survei yang dilakukan meliputi geologi, vulkanologi, hidrologi, pemetaan kawasan terdampak, dan survei drone.