JAKARTA, iNews.id - Pakar ekonomi Ferry Latuhihin menilai target pertumbuhan ekonomi 8 persen masih jauh dari harapan jika pemerintah masih mengandalkan belanja pemerintah alih-alih mendorong konsumsi masyarakat. Dia menilai pungutan pajak saat ini masih cukup tinggi.
Ferry menilai kondisi ini menjadi hambatan untuk masyarakat maupun korporasi melakukan konsumsi. Dia pun meminta Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berani menurunkan PPN menjadi 5 persen hingga menurunkan pajak korporasi.
"Saya katakan negara ini terlalu dominan menyetir ekonomi. Kita harus memberikan space yang lebih besar kepada swasta untuk beraktivitas ekonomi, karena swasta yang lebih tahu," ujar Ferry dalam program Rakyat Bersuara bertajuk Purbaya akan 'Reset' Indonesia? di iNews, Selasa (28/10/2025).
Dia mengatakan selama ini pemerintah selalu berupaya meningkatkan penerimaan negara yang salah satunya dipungut dari pajak. Ketika penerimaan negara gemuk, barulah pemerintah suntik dana langsung ke masyarakat untuk mendorong aktivitas konsumsi baik lewat bansos, bantuan tunai, hingga belanja infrastruktur besar-besaran.
Menurutnya, hal tersebut bukan cara organik untuk membawa Indonesia keluar dari zona middle income trap. Sebab, konsumsi masyarakat hanya bergantung suntikan dana dari pemerintah.
Sementara itu, kata dia, aktivitas ekonomi di sektor swasta tidak mengalami pertumbuhan. Dampaknya, serapan tenaga kerja minim dan masyarakat susah punya pendapatan.