LOMBOK, iNews.id - Aparat gabungan TNI, Polri, Satpol PP, dan petugas keamanan ITDC melakukan proses penggusuran lapak wisata di sepanjang Pantai Tanjung Aan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (15/7/2025). Langkah tersebut mendapat respons keras dari para pelaku usaha setempat yang merasa terzalimi.
Salah satu pelaku UMKM yang terdampak Aloha Kartini, pemilik usaha yang telah bertahun-tahun beroperasi di lokasi tersebut. Dia menyampaikan keprihatinannya atas potensi puluhan karyawannya yang akan kehilangan pekerjaan akibat penggusuran ini.
“Kalau Aloha ini digusur, karyawan saya yang 60 orang ke mana? Mudahan tidak menjadi rampok lagi,” ujar Kartini dikutip dari iNews Lombok, Selasa (15/7/2025).
Para pedagang menilai tindakan aparat terlalu terburu-buru. Mereka mengaku sudah diberi waktu tiga hari untuk membersihkan barang-barang, namun tetap dipaksa mengosongkan lapak dalam waktu singkat.
“Kan sudah kita dikasih waktu tiga hari, kenapa harus dipaksakan sekali,” katanya.
Kartini juga mempertanyakan prioritas penggusuran yang justru menyasar bangunan aktif di pinggir pantai, padahal masih banyak lahan kosong di belakang.
“Di belakang ini kan masih banyak kosong, kenapa harus bangunan yang ada di pinggir pantai yang dirobohkan dulu?,” ucapnya.
Kapolres Lombok Tengah AKBP Eko Yusmiarto menjelaskan, pihaknya memberi waktu kepada pemilik lapak untuk mengosongkan tempat secara sukarela.
“Kami kasih waktu satu jam untuk dikosongkan ya,” katanya di lokasi penggusuran.