Berdasarkan uji balistik di Puslabfor Mabes Polri, diperoleh keterangan bahwa proyektil yang terdapat di ruang 1601 dan ruangan 1313 identik dengan peluru yang digunakan oleh tersangka IAW pada saat melakukan latihan menembak di Lapangan Tembak Senayan.
“Setelah diselidiki di Lapangan Tembak, Senayan dan mendapati para terduga pelaku menguasai senjata api tersebut tanpa izin,” kata Nico.
Kedua pelaku diduga melakukan tindak pidana menguasai, membawa, dan memiliki senjata api tanpa hak. Karena itu, IAW dan RMY dijerat Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.