Sains Versus Agama

Komaruddin Hidayat
Rektor UIII Komaruddin Hidayat

Sesungguhnya dua arus pemikiran yang percaya Tuhan dan mengingkari Tuhan bukanlah hal yang baru, dan akan selalu ada. Hanya, argumennya semakin berkembang. Di antara mereka yang percaya dan tidak percaya, terdapat gradasi. Ada yang bersikap “anti-tuhan”, “tidak bertuhan”, “tidak mau peduli tentang tuhan”, “percaya pada tuhan”, “taat pada perintah tuhan”. Ketaatan ini pun masih bisa dibedakan lagi gradasinya.

Perbedaan pemikiran sains dan agama yang sangat menonjol adalah: sains sangat memuja kreativitas dan inovasi berdasarkan penelitian dan uji coba yang bisa diukur, transparan, dalam hal proses dan hasilnya. Oleh karena itu, saintis cenderung bersikap terbuka terhadap kritik.

Capaian sains bersifat “open ended". Ini berbeda dari agama yang selalu melihat rujukan ke belakang yang dianggap autentik, dan jangan sampai dirusak autentisitasnya itu.

Inti ajaran agama bersifat doktrinal untuk dipercayai. Silakan membangun argumentasi dan rasionalisasi, untuk memperkuat iman yang ujungnya “closed ended”.

Dalam konteks ini, saintis menganggap pemikiran teologis itu tidak rasional namun sombong. Sebaliknya, teolog memandang saintis itu sombong, tidak mau menghargai pintu dan ruang untuk beriman pada realitas metafisik.*

*Artikel ini telah tayang di Koran SINDO.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Nasional
31 hari lalu

Kemenag Rumuskan 5 Rekomendasi Pencegahan Konflik Berdimensi Agama, Apa Saja?

Sains
1 bulan lalu

Miris! Ilmuwan Temukan Lumba-Lumba Menderita Alzheimer gegara Sampah di Laut

Sains
2 bulan lalu

Perjuangan Anak-Anak Pintar Bersaing di Olimpiade Sains Nasional

Seleb
5 bulan lalu

Denny Sumargo Bebaskan Anak soal Agama: Terserah Dia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal