BALI, iNews.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyambut kedatangan sejumlah pimpinan negara yang datang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Sandiaga turut menyambut kedatangan 3 pimpinan negara berturut-turut di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali pada Selasa (15/11/2022).
Mereka yang disambut yaitu Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Argentina Alberto Fernandes dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Pada kesempatan pertama, Sandiaga bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang datang bersama sejumlah delegasi dunia usaha dan juga beberapa pemimpin-pemimpin bisnis. Dalam pertemuan tersebut, Olaf Scholz menyatakan sangat senang dapat menginjakkan kaki di Pulau Dewata.
Apalagi ketika dirinya menceritakan tentang Pantai Jerman yang akan menyelenggarakan Festival Pantai Jerman Kuta tanggal 18 November 2022.
"Beliau sedikit surprise (terkejut) karena tidak menyangka ada sebuah Jerman Beach yang ada di Bali. Tentunya ini adalah bagian daripada persahabatan lama antara sisi pariwisata Indonesia, khususnya Bali dengan negara Jerman," kata Sandiaga.
"Tentunya ini kita harapkan terus meningkatkan kunjungan wisatawan Eropa, khususnya Jerman yang terkenal memiliki kualitas lama tinggal yang panjang serta memberikan dampak ekonomi yang luas kepada destinasi-destinasi yang ada di Bali," katanya.
Usai menyambut kedatangan Olaf Scholz, Sandiaga Uno yang mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut kedatangan Presiden Argentina, Alberto Fernandes.
Kedatangan Alberto Fernandes untuk menghadiri KTT G20 ini katanya menjadi bukti eratnya persahabatan kedua antara Indonesia dengan Argentina.
"Saya menyampaikan selamat datang di Bali untuk mendapatkan KTT G20 yang bermanfaat untuk memperkuat hubungan baik antara Indonesia dan Argentina," ujarnya.
Hal senada turut disampaikan Sandiaga ketika menyambut Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Afrika Selatan diungkapkan merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah panjang dengan Indonesia sejak ratusan tahun lalu.
Hal itu dipaparkan Sandiaga bermula dari kisah para pelaut Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan yang berlayar dan berdagang hingga ke tanah Afrika.