Dalam sejarahnya, Gunung Anak Krakatau muncul setelah Gunung Krakatau meletus. Erupsi dahsyat itu terjadi pada 1883.
Saking dahsyatnya, kawasan Eropa bahkan sampai gelap karena tertutup abu vulkanik dari gunung ini. Dampak letusan, setidaknya 36.417 orang meninggal dunia akibat tsunami.
Letusan Krakatau terjadi 26 Agustus 1883 (gejala muncul awal Mei). Puncak letusan hebat meruntuhkan kaldera. Sehari kemudian atau 27 Agustus, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai dan melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya.
Pada 1927 muncul gunung api di permukaan laut yang kemudian dikenal sebagai Gunung Anak Krakatau. Gunung kecil itu terus-menerus meletus untuk tumbuh. Rata-rata setiap tahun bertambah tinggi 4-6 meter.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pernah menyatakan, letusan pada 1883 akan sulit terulang kembali. Letusan-letusan yang terjadi hampir setiap hari dari Gunung Anak Krakatau sekarang ini merupakan fenomena biasa. Seperti halnya anak dalam fase pertumbuhan, Gunung Anak Krakatau juga meletus untuk membesar dan meninggikan tubuhnya.