JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 75 persen publik tidak suka Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun dinasti politik. Hal ini berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC).
Saat ini anak Jokowi, Gibran Rakabuming menjadi Wali Kota Surakarta sekaligus Cawapres pendamping Prabowo Subianto, menantunya Bobby Nasution, menjadi Wali Kota Medan, dan anak bungsunya, Kaesang Pangarep, diangkat menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Sebanyak 68 persen menyatakan percaya pandangan bahwa Jokowi sedang membangun politik dinasti. Dari yang tahu itu juga, 75 persen menyatakan tidak suka Presiden Jokowi membangun politik dinasti," ujar Saiful Mujani dalam keterangannya Kamis, (16/11/2023).
Saiful menjelaskan bahwa politik dinasti adalah kekuasaan yang diperoleh melalui atau karena ikatan darah. Politik dinasti adalah kekuasaan yang turun-temurun, seperti dari ayah ke anak.
"Dalam hubungan ini, ada pihak yang ingin mendapatkan kekuasaan dan di pihak lain ada yang sedang berkuasa," jelasnya.
Menurut dia, politik dinasti tidak terjadi jika tidak ada pihak yang sedang berkuasa. Seseorang bisa menjadi pejabat publik seperti gubernur dan bupati, dikatakan punya karakteristik dinasti apabila ia memperoleh kekuasaan atau jabatan tersebut terkait dengan pihak yang sedang berkuasaan.
"Di mana pihak yang sedang berkuasa itu memiliki hubungan darah dengan yang sedang mencari kekuasaan tersebut," katanya.
Dalam demokrasi, lanjut Saiful, pejabat eksekutif seperti presiden, gubernur, dan bupati memang dipilih oleh rakyat. Memang berbeda antara politik dinasti dalam sistem kerajaan dan sistem demokrasi.