Nuning mencontohkan jenis alat komunikasi yang diperoleh masing-masing angkatan berbeda, tapi tetap terintegral ke dalam sistem komunikasi saat operasi gabungan digelar.
Sementara itu pembenahan yang bersifat communability bertujuan agar suku cadang dan/atau logistik alutsista yang diadakan oleh suatu angkatan dapat memenuhi kebutuhan angkatan lainnya.
"Contoh, suku cadang tank milik Angkatan Darat dapat digunakan oleh panser Korps Marinir. Amunisi meriam kaliber 40 mm Angkatan Laut dapat mendukung kebutuhan pesawat tempur Angkatan Udara. Menggunakan operation research, maka pembenahan alutsista tersebut dituntut mencapai level yang Minimax, yaitu yang minimal dari semua kondisi maksimal," tuturnya.
Pada prinsipnya, kata Nuning, pembenahan alutsista sebelum MEF ditujukan untuk efisiensi, sedangkan pembenahan alutsista setelah MEF untuk optimalisasi (efektif dan efisien).
Pembenahan alutsista TNI setelah MEF membutuhkan profesionalitas prajurit TNI dari ketiga angkatan yang terintegrasi. Artinya, sistem pendidikan dan latihan (Diklat) prajurit TNI harus dibenahi sesuai dengan operational requirement dan technical specification alutsista yang diadakan setelah MEF.