Lebih lanjut, dia menjelaskan alasan lain Kemendikbudristek menghadirkan Kanal Indonesiana. “Kemendikbudristek menghadirkan Kanal Indonesiana karena belum adanya media resmi dari Indonesia yang menjadi wadah diplomasi budaya secara internasional. Padahal, negara-negara maju sudah memiliki media kebudayaan terintegrasi yang menjadi sarana diplomasi budaya,” tuturnya.
Adapun kanal-kanal kebudayaan asing yang didukung pemerintah di negara maju antara lain, Arirang TV yang didukung Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan dan BBC Culture yang merupakan saluran radio, televisi, film, laman, dan kanal digital yang didukung Sekretariat Negara Bidang Digital, Media, dan Olahraga Inggris.
“Jika kita berupaya untuk memajukan kebudayaan, kita tidak dapat bergantung pada cara-cara lama. Seperti misalnya pertunjukan langsung di atas panggung atau parade kebudayaan. Kita harus memanfaatkan teknologi yang memungkinkan promosi kebudayaan secara lebih luas,” ucap Nadiem.
Menutup pemaparannya, Menteri Nadiem menegaskan pentingnya bagi Indonesia untuk memiliki media promosi budaya yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong. “Kanal Indonesiana bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas seni budaya, karena partisipasi masyarakat adalah kunci dalam menciptakan kanal budaya yang inklusif dan relevan, serta menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan Indonesia yang luar biasa kaya,” katanya.
Pacu Ekspresi dan Promosi Budaya, Kanal Indonesiana Dapat Banyak Dukungan
Dengan lebih dari 17.000 pulau, 1.300 suku, dan 718 bahasa daerah, Indonesia adalah negara yang tangguh dan tumbuh dalam keberagaman. Hal itulah yang menjadi semangat bersama untuk menghadirkan dan memanfaatkan Kanal Indonesiana.