Tapi capaian itu justru melemah 11 persen dibanding penjualan di 2022. Penjualan turun di pasar yang sangat besar buat Bentley yakni China. Di negara yang dipimpin oleh Xi Zinping itu, penjualan Bentley justru melemah 18 persen.
CEO Bentley Motors, Adrian Hallmark menyebutkan penurunan yang mereka alami justru membuktikan mobil ultraluxury tidak kebal dengan berbagai tantangan yang terjadi di dunia. Dia mengatakan pada 2023 permintaan mobil ultraluxury terhambat karena krisis semikonduktor.
Begitu juga dengan pengaruh perang antara Rusia dan Ukraina. Hal itu membuat penjualan mobil ultraluxury terdampak kuat. Dia mensyukuri penjualan ritel Bentley masih sangat tinggi jika dibandingkan pemain lain.
“Kami tetap optimistis untuk tahun depan, dengan permintaan global yang kuat dan hadirnya model hybrid dan model lain yang akan meluncur tahun ini," kata Adrian Hallmark.