Jejak langkah kawasan industri IMIP dimulai pada 2013. Ketika itu perusahaan Indonesia, Bintang Delapan Group dan PT Sulawesi Mining Investment (SMI) bersama korporasi raksasa asal China Tsingshan Holding Group meneken nota kesepahaman untuk mendirikan perusahaan patungan IMIP. Penandatanganan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China Xi Jinping di Jakarta.
Industri beroperasi pada 29 Mei 2015 ditandai dengan peresmian smelter nikel pertama milik SMI oleh Presiden Joko Widodo. Satu dekade terlewati, IMIP menjelma menjadi kawasan industri terintegrasi terbesar di Indonesia. Luas kawasan saat ini mencapai 5.000 hektare dan sedang dikembangkan menuju 6.000 hektare.
Sebanyak 54 industri berada di tempat ini. Selain SMI sebagai pabrik pertama dan Hengjaya Mineralindo, terdapat pula PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), PT Indonesia Guang Ching Nickle and Stainless Steel Industry (GCNS), PT QMB New Energy Materials (QMB) dan lainnya.
Mengenai truk listrik, Nickel Industries dalam laman situs resmi menyebutkan uji coba armada operasi berbahan bakar nonfosil itu bagian dari rencana perseroan untuk turut berkontribusi dalam pengurangan intensitas karbon sebesar 50 persen pada 2035 dan mencapai net zero emission pada 2050.
“Kami sangat senang mengumumkan pengenalan kendaraan listrik ke dalam operasi kami seiring upaya kami untuk menjadi perusahaan nikel global terkemuka di dunia dengan platform produk nikel yang terdiversifikasi, berbiaya rendah, dan diproduksi secara berkelanjutan yang tak tertandingi, didukung oleh standar praktik penambangan terbaik global,” kata Direktur Pelaksana Nickel Industries, Justin Werner, dikutip Kamis (25/1/2024).
“Penerapan kendaraan listrik dalam operasi kami sangat selaras dengan tujuan keberlanjutan jangka panjang. Hal ini akan membantu kami berkontribusi terhadap masa depan yang lebih bersih dan hijau bagi lingkungan serta komunitas di tempat kami beroperasi,” kata dia.