3. Memaksakan Kendaraan Kondisi Tidak Baik
Mengabaikan gejala kerusakan pada motor matic juga dapat menyebabkan CVT rusak. Contohnya, ketika mengeluarkan asap putih atau tenaganya berkurang pada saat melalui jalan menanjak.
Mengendarai motor dalam kondisi seperti ini dapat memperburuk kerusakan yang sudah ada dan berujung pada biaya perbaikan lebih besar. Selain itu, mengabaikan gejala-gejala ini dapat membahayakan keselamatan pengendara.
Jika mulai menemukan gejala yang tidak baik pada motor, segera hentikan perjalanan dan melakukan pengecekan. Selain itu, ini juga berguna untuk mendinginkan komponen CVT.
4. Perawatan Kurang Maksimal
Perawatan rutin menjadi kunci untuk menjaga performa CVT tetap optimal. Sayang, banyak pemilik motor matic yang kerap mengabaikan perawatan berkala pada CVT. Padahal, penggantian oli CVT, pengecekan v-belt, dan komponen lainnya perlu dilakukan untuk menjaga performa tetap optimal.
Penggantian oli CVT yang terlambat atau diabaikan dapat mengakibatkan gesekan yang berlebihan pada komponen CVT. Ini dapat mempercepat keausan dan kerusakan pada komponen tersebut.
Selain itu, belt yang aus atau retak dapat menyebabkan penurunan performa motor secara keseluruhan. Sebab itu, penting untuk selalu melakukan perawatan CVT sesuai jadwal ditetapkan.
5. Oli CVT Buruk
Kebiasaan berikutnya yang dapat menyebabkan CVT motor cepat rusak, yaitu menggunakan oli berkualitas buruk. Pemilihan oli yang tepat sangat penting untuk mendukung kinerja CVT.
Selain itu, oli yang tidak sesuai dapat menyebabkan panas berlebih pada CVT. Hal ini dapat memicu kerusakan pada pada komponen-komponen lain di dalamnya.