JAKARTA, iNews.id - Perusahaan otobus (PO) Antar Lintas Sumatera atau yang lebih dikenal ALS merupakan salah satu PO bus legendaris asal Sumatera Utara. Nama besar ALS tidak hanya menggema di kampung halamannya tapi juga seluruh Indonesia.
PO ALS didirikan tujuh saudagar bersaudara yang diiniasi H Sati Lubis di Kotanopan, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Berawal dari truk untuk membawa hasil bumi, mereka duduk bersama membangun usaha perusahaan angkutan penumpang.
Pada 29 September 1966, PO ALS resmi berdiri dan kini menjadi perusahaan otobus terbesar di Sumatera sekaligus menjadi salah satu yang tertua di Indonesia.
PO ALS juga terkenal sebagai bus dengan barang bawaan paling banyak di atasnya dan memiliki trayek terjauh di Indonesia. Trayek terjauh ALS menempuh rute Medan, Sumatera Utara hingga Jember, Jawa Timur.
Kini, PO ALS ditangan generasi kedua. Mereka rata-rata memiliki latar belakang pendidikan yang perguruan tinggi. Bahkan, ada yang sudah menjadi PNS. Namun, karena mengemban amanah orangtua memilih kembali membangun perusahaan keluarga.
Dia adalah, Efrizal Nursewan (Ical), salah satu pemilik PO ALS. Dia menuturkan dirinya sempat menjadi PNS selama 2 tahun ditugaskan di Papua (Irian Jaya).
"Saya dari dulu sendiri. Tamat SMA saya kuliah di Jakarta. Tamat kuliah saya jadi PNS. Saya sempat ditugaskan di Irian Jaya (Papu) 2 tahun," ujar pria yang kini menduduki direktur keuangan PO ALS ini dilansir dari kanal YouTube PerpalZ TV.
"Sesudah orangtua saya meninggal saya kembali. Ini sudah diamanahkan, saya tidak boleh kembali ke Jayapura. Ini harus kau diteruskan," kata Ical.
Dia mengungkapkan sebagai generasi penerus ini menjadi beban. Bagaimana menjaga kekompakan. Bagaimana nama ALS tetap berkibar.