“Saya tidak bilang teori salah, tapi boleh dibilang spekulasi, jadi maaf kalau saya salah. Spekulasi mengatakan, itu energi potensi, sehingga ada tekanan sekian kilogram, menyebabkan bus menjadi berat, dan bergerak, lalu terjadi kecelakaan. Gampang sebenarnya (membuktikan). Sampai sekarang ada nggak klarifikasi atau analisa yang menyatakan teromol belakang ada baret? Artinya, kalau rem terkunci dengan momen energi potensi, brake shoe itu nendang ke brake drum, dia kan akan menggesek. Nah itu harusnya ada bekas stracth di sekelilingnya. Sampai hari ini kan tidak ada yang memberi keterangan,” ucap Sani.
Sebagai Ketua IPOMI dan Ketua Bidang Angkutan Penumpang DPP Organda menegaskan bahwa dirinya tak membela pihak mana pun. Dia hanya ingin pihak yang berwenang dapat melakukan penyelidikan secara menyeluruh sebelum menetapkan tersangka.
“Jadi saya tidak dalam kapasitas membela siapapun atau menuduh siapapun. Saya kalau melihat dari video yang ada, saya meyakini rem tangan itu rilis, sehingga bus itu bergerak. Soal ada atau tidak (yang merilis) itu wallahu a’lam. Hanya kejujuran orang yang ada di dalam bus. Karena sampai hari ini, korban yang ada di dalam (bus) pun nggak ada (beri) keterangan kan?,” kata dia.