Rusia
MOSKOW, iNews.id – Nada suara Lothar Matthaus meninggi saat berbincang dengan beberapa wartawan termasuk KORAN SINDO/Sindonews di Moskow. Dia meminta agar publik Jerman optimistis akan peluang Die Mannschaft –julukan Jerman- untuk melaju ke babak 16 besar. Tetapi, dia juga mendesak agar pasukan Joachim Loew ‘tidak main-main’ saat bersua Swedia di Fisht Olympic Stadium, Sochi, Minggu (24/6/2018) dini hari WIB.
Matthaus, yang mengantarkan Jerman Barat bertakhta di Piala Dunia 1990 menegaskan armada Loew lebih baik dan komplet dibandingkan skuat 1990.
“Kualitas pemain Jerman sekarang lebih baik. Sekarang ada sistem berbeda, ada teknologi, tapi ini tidak semata-mata langsung menjadi jaminan bisa mempertahankan gelar (Piala Dunia),” tegasnya yang ditemui saat laga Portugal kontra Maroko di Luzhniki Stadium, Moskow.
Dia pun menganggap reaksi di Jerman berlebihan karena hasil minus dari Meksiko pada laga pembuka Grup F, 17 Juni silam. Matthaus yang merupakan pemain pertama perebut trofi Pemain Terbaik FIFA itu yakin Die Mannschaft memiliki peluang untuk lolos. Bahkan, untuk mempertahankan piala supermasi tertinggi sepak bola itu.
“Apa yang harus diragukan? Kami mempunyai penyerang yang bagus, penjaga gawangnya kiper terbaik di dunia (Manuel Neuer),” dia menegaskan.
Tapi, pria yang kini aktif menjadi komentator dan juga melatih tersebut mengingatkan, banyak faktor lain yang membuat suatu tim berjaya di panggung sepak bola terakbar. “Dibutuhkan mental yang tangguh dan hasrat,” ujarnya.
Mental itulah yang disorot Matthaus saat Jerman ditekuk Meksiko 0-1. “Saya melihat ada pemain yang tidak sungguh-sungguh,” katanya.
Pemain yang dia maksud adalah Mesut Oezil. Pria berusia 57 tahun ini menilai playmaker Arsenal itu tidak nyaman di lapangan dan tidak memberikan seluruh kemampuannya.
“Tidak ada hati, tidak ada cinta, tidak ada rasa, tidak ada semangat,” kata Matthaus menggambarkan permainan Oezil saat bersua El Tri, julukan Meksiko.
Padahal, Matthaus yakin, Oezil adalah pemain yang sangat kreatif dan mampu berkontribusi demi hasil positif. “Yang paling saya sayangkan adalah gerak tubuhnya di lapangan amat negatif,” Matthaus mengeluh.
Bagi Matthaus Toni Kroos adalah pemain sempurna yang menggambarkan kekuatan Jerman sesungguhnya.
“Dia adalah pemain kunci. Dia memenangkan Liga Champions empat kali. Tiga kali secara beruntun dengan Real Madrid, sebelumnya sekali bersama Bayern Muenchen. Dia pemain yang mampu menghadirkan perbedaan besar dalam suatu tim,” ucapnya.