Ketakutan Bisa Bikin Merinding, Begini Penjelasannya 

Dini Listiyani
Ketakutan Bisa Bikin Merinding, Begini Penjelasannya (Foto:Melanie Wasser/Unsplash)

Manusia juga bisa merinding selama momen pengalaman emosional yang kuat "dan apa yang sangat menarik," tambah Roach, "musik dan film adalah beberapa cara yang menimbulkan merinding emosional."

Roach mengutip sebuah studi Januari 2011 yang diterbitkan dalam Biological Psychology di mana para peneliti mengukur kedinginan subjektif (mirip dengan menggigil di tulang belakang) dan piloereksi yang terlihat dalam sekelompok sukarelawan saat mereka mendengarkan musik dan menonton film. 

Hasilnya sangat menarik. Blockbuster Celine Dion hits "My Heart Will Go On," memberi peringkat rasio dingin (efek "menggigil di tulang belakang") sebesar 50 persen dan rasio piloereksi (merinding di kulit) sebesar 14 persen dibandingkan dengan "Purple Rain" Prince, yang mencetak rasio dingin 100 persen dan rasio piloereksi 50 persen.

Apa hubungannya musik dengan merinding? Mitchell Colver, seorang instruktur topik khusus di Utah State University melakukan penelitian tentang tipe orang yang paling mungkin merinding. Penelitian ini diterbitkan dalam Psychology of Music edisi Maret 2015 dan menjadi sensasi viral. Itu juga membuat Colver menjadi salah satu otoritas terkemuka yang merinding.

"Untuk lebih memahami merinding, Anda harus memahami Anda memiliki dua otak - otak emosional dan otak berpikir - dan mereka merespons secara berbeda terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar Anda," katanya.

Otak emosional adalah yang utama. Seperti kelinci di hutan, ia terus-menerus mencari ancaman dan, ketika menemukannya, otak memicu reaksi fisiologis otomatis, yang dikenal sebagai respons melawan-atau-lari. Karena memicu respons bertahan hidup, otak emosional langsung aktif ketika merasakan bahaya, mengesampingkan otak yang berpikir.

Ketika berbicara tentang kejutan, Colver merujuk pada David Huron, penulis Sweet Anticipation: Music and the Psychology of Expectation: "Bagi otak emosional Anda, tidak ada kejutan yang menyenangkan."

"Jadi, ketika ada suara di lingkungan, termasuk suara musik, otak emosional tidak memprosesnya sebagai musik. Dia mendengar seseorang berteriak. Dia mendengar biola tinggi dalam frekuensi tertentu dan menganggapnya sebagai suara yang mengancam," ujar Colver.

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Nasional
28 hari lalu

Bonatua Silalahi Gugat UU Pemilu ke MK, Minta Autentifikasi Ijazah Diwajibkan

Sains
1 bulan lalu

Ilmuwan China Bikin Obat Panjang Umur, Jaminan Hidup 150 Tahun!

Nasional
2 bulan lalu

Roy Suryo Cs Gelar Audiensi dengan DPD RI, Minta Jaminan Kebebasan Penelitian 

Nasional
2 bulan lalu

Dokter Tifa Beberkan Alasan Ziarah ke Makam Orang Tua Jokowi di Karanganyar

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal