Waspada, Industri Perbankan Masih Jadi Target Empuk Penjahat Siber di 2021

Intan Rakhmayanti Dewi
Waspada, Industri Perbankan Masih Jadi Target Empuk Penjahat Siber di 2021 (Foto: Unsplash)

JAKARTA, iNews.id - Ancaman di dunia maya masih terjadi. Kaspersky mengungkapkan, ancaman dunia maya harus terus diwaspadai oleh industri perbankan dan jasa keuangan. 

Pakar keamanan siber Kaspersky mencatat tren utama yang terlihat di dunia maya tahun lalu, masih akan sama pada 2021. Salah satunya termasuk penyalahgunaan tema COVID-19, eksploitasi penelitian terkait pandemi, serta penipuan dan informasi yang keliru terkait virus dan vaksin.

"Negara-negara masih menerapkan penguncian, pembelajaran virtual dan pekerjaan jarak jauh masih terjadi, dan pembayaran digital kian meningkat. Ini berarti infrastruktur TI akan tetap terbentang, semakin membuka celah untuk ancaman yang menargetkan Windows dan perangkat jaringan yang terhubung dengan internet serta serangan multi-platform hingga rantai pasokan, dan lebih jauh lagi ” ungkap Seongsu Park, Peneliti Keamanan Senior, (GReAT) Kaspersky, dalam keterangan tertulis, Kamis (18/3/2021)

Pada tahun lalu, lebih dari 80.000 koneksi domain terkait COVID dan situs web berbahaya terdeteksi oleh Kaspersky di Asia Tenggara saja. Malaysia mencatatkan angka tertinggi diikuti oleh Vietnam, Filipina, dan Indonesia.

Tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2021 karena wilayah tersebut terus berjuang melawan pandemi dan meluncurkan vaksin dalam fase yang berbeda.

Industri perbankan tetap menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan siber. Faktanya, data dari Kaspersky's GReAT mengungkapkan bahwa bank dan lembaga keuangan merupakan sektor kedua dan ketiga yang paling ditargetkan tahun lalu, secara global.

Salah satu kampanye yang menargetkan bank di Asia Tenggara adalah malware JsOutProx. Meskipun malware ini saat ini bukanlah jenis yang sangat canggih, para ahli Kaspersky mencatat upayanya yang terus menerus untuk menyusup ke bank di wilayah tersebut.

Para pelaku kejahatan siber di balik modul malware ini, mengeksploitasi nama file yang  yang terkait bisnis-bank dan menggunakan file skrip yang sangat kabur, sebuah taktik anti-evasion atau anti-penghindaran. Teknik rekayasa sosial ini khususnya memangsa pegawai bank untuk masuk ke dalam jaringan lembaga.

Setelah masuk, Park menyebut bahwa JSOutProx dapat memuat lebih banyak plugin untuk melakukan tindakan berbahaya terhadap korbannya termasuk akses jarak jauh, eksfiltrasi data, pengambilalihan server perintah dan kontrol (C2), dan banyak lagi.

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Nasional
16 hari lalu

Purbaya Panggil Hacker Benahi Keamanan Coretax: Hacker Kita Jago, Ditakuti Dunia

Nasional
16 hari lalu

Purbaya Klaim Masalah Coretax Hampir Rampung: Kita Panggil Hacker yang Jago-Jago

Nasional
1 bulan lalu

Pemuda Minahasa WFT Diragukan sebagai Bjorka Asli, Polisi Buka Suara

Buletin
1 bulan lalu

Hacker Bjorka Ditangkap! Pelaku Ternyata Pemuda 22 Tahun Asal Minahasa Bobol 4,6 Juta Data Nasabah

Nasional
1 bulan lalu

Terungkap! Pemilik Akun Bjorka Tak Lulus SMK, Belajar Meretas dari Medsos

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal