Lebih lanjut, ikan sidat itu termasuk biologi kritis yaitu siklus hidup katadromus, yang artinya dia ketika telur dan menetas di laut menjadi leptocephalus atau larva belut yang unik, memiliki bentuk pipih, transparan, dan seperti daun serta tidak punya kemampuan berenang.
Kemudian, selama perjalanan dari perairan laut dalam ke estuari atau badan air semi tertutup yang berada di muara sungai, di mana air tawar dari sungai bercampur dengan air laut, ikan sidat ini berubah menjadi sidat kaca atau glass eel.
Menurut Gadis, dari hal itu diketahui kalau sidat memiliki siklus hidup tiga ekosistem, yaitu laut, estuari, dan air tawar. Karenanya, ikan sidat rawan terhadap ancaman dan gangguan.