13 Juli, Apogee Bulan
Bulan akan berada pada posisi terjauh dari Bumi dengan jarak 404158 km dari Bumi (pusat ke pusat) pada pukul 02.26.23 WIB. Diameter tampak Bulan ketika apogee kali ini sebesar 29.56 menit busur dengan iluminasi 51,8%. Bulan terletak di konstelasi Pisces dan dapat diamati dengan mata telanjang pada ketinggian 39,3 derajat di atas ufuk dari arah timur (tepatnya 80,3 derajat).
13 Juli, Fase Perbani Akhir
Fenomena ini terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari, membentuk sudut 90 derajat. Bulan akan terbit ketika tengah malam dan berkulminasi ketika Matahari terbit, sehingga dapat diamati bahkan ketika pagi hari hingga terbenam ketika tengah hari. Fase perbani akhir terjadi pada pukul 06.28.51 WIB. Bulan dapat diamati dengan mata telanjang pada ketinggian 75,3 derajat di atas ufuk dari arah barat laut (tepatnya 316,85 derajat) meskipun langit sudah terang. Jarak Bulan dari Bumi (pusat ke pusat) sebesar 404140 km, diameter tampak Bulan ketika perbani akhir sebesar 29,56 menit busur.
14 Juli, Oposisi Jupiter
Fenomena ini terjadi ketika Jupiter, Bumi, dan Matahari, berada pada satu garis lurus. Oposisi pada Jupiter sama dengan fase Bulan purnama, sehingga Jupiter dapat terlihat paling terang jika teramati dari Bumi. Puncak Oposisi Jupiter terjadi pada pukul 15.03 WIB dengan magnitudo tampak sebesar -2,8 dan diameter tampak Jupiter ketika oposisi sebesar 47,58 detik busur dengan jarak 619,2 juta km dari Matahari.
Sayangnya, Jupiter masih di bawah ufuk ketika terjadi oposisi jika diamati di Indonesia. Sehingga hanya bisa diamati ketika Jupiter telah terbit beriringan dengan terbenamnya Matahari hingga terbenamnya Jupiter.
17 Juli, Konjungsi Bulan-Venus
Waktu terbaik untuk menyaksikan fenomena ini adalah sekitar pukul 05.15 WIB dengan jarak pisah 4,5 derajat. Konfigurasi ini juga membentuk segitiga siku-siku Bulan-Venus-Aldebaran dan membentuk garis lurus terhadap Pleiades yang terletak di barat laut (kori atas) dengan jarak pisah Pleiades-Bulan sebesar 10,25 derajat.