GKBRAy Adipati Paku Alam menjelaskan, ada beberapa contoh batik yang terinspirasi dari bunga cantik di sekitar komplek istana Pakualaman.
Pertama ada Batik Sekar Kepel. Sekar Kepel berarti bunga kepel. Inspirasi dari batik ini adalah kuntum bunga pohon kepel yang banyak tumbuh di halaman belakang Puro Pakualaman.
"Pohon kepel menjadi lambang ‘kepeling ati’ atau kebulatan hati. Dengan mengenakan kain ini, pemakai diharapkan memiliki kebulatan hati atau keteguhan hati serta tekad kuat dalam menjalani kehidupan di dunia," ujarnya.
Selain itu, ada juga Batik Sekar Wora Wari yang terinspirasi dari bunga sepatu. Tanaman ini biasanya ditanam sebagai pagar hidup guna memperindah halaman. Motif ini juga memiliki makna tersendiri.
"Motif sekar wora wari dikenakan oleh Abdi Dalem Kadipaten Paku Alaman. Motif ini bermakna kesederhanaan serta sikap suportif seorang abdi terhadap rajanya," kata GKBRAy Adipati Paku Alam.
GKBRA Adipati Paku Alam mengajak masyarakat untuk mengenali setiap guratan batik agar bisa meresapi setiap pesan di balik indahnya motif batik. Dengan begitu rasa cinta terhadap budaya, khususnya batik bisa tumbuh dalam diri.