Bio Farma Bakal Fokus Buat Produk Bernilai Ekspor
Honesti menilai, produk Bio Farma berpotensi diterima di pasar luar negeri. Pasalnya, ada sejumlah produk perusahaan pelat merah ini merupakan hasil kolaborasi dengan lembaga riset.
"Kita akan segera investasi, dan produk-produknya pun sebenarnya kita sudah punya, di mana kita bermitra dengan rekan-rekan lembaga riset yang sudah siap produknya dan kita tinggal melakukan uji klinis," tuturnya.
Sementara itu, Holding BUMN Farmasi akan menggelontorkan nilai investasi sebesar Rp3,1 triliun pada tahun ini. Dana itu merupakan akumulasi investasi dari Bio Farma, PT Kimia Farma (Persero), dan PT Indofarma (Persero). Rinciannya, Bio Farma Rp1,88 triliun, Kimia Farma Rp1,152 triliun, dan Indofarma Rp72,7 miliar.
Honesti menyebut, langkah investasi baru ini bertujuan memberikan nilai tambah bagi holding.
"Total investasi yang akan kami lakukan di tahun ini untuk masing-masing. Bio Farma sendiri sebagai operating company, kita akan menanamkan investasi sebesar Rp1,88 triliun untuk 2022. Lalu Kimia Farma ada investasi sebesar Rp1,152 triliun, dan Indofarma Rp72,7 miliar, sehingga total investasi kita di tahun 2022 ini sebesar Rp3,1 triliun," tuturnya.
Dari total investasi senilai Rp3,1 triliun, sebesar Rp591,6 miliar merupakan sumber pendanaan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diperoleh Holding BUMN Farmasi pada 2020 lalu.
"Dananya yang kita dapatkan dari PMN yang pernah diberikan kepada holding pada akhir 2020," ucap Honesti.
Editor: Jujuk Ernawati