Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kabar Baik! Pemegang Semua Visa Masuk Saudi Kini Bisa Beribadah Umrah
Advertisement . Scroll to see content

Bos Zoom Berharta Rp90 Triliun, Visanya Pernah Ditolak 8 Kali hingga Jadi CEO Terbaik 

Kamis, 31 Maret 2022 - 13:32:00 WIB
Bos Zoom Berharta Rp90 Triliun, Visanya Pernah Ditolak 8 Kali hingga Jadi CEO Terbaik 
Pendiri dan CEO Zoom Eric Yuan berharta Rp90 triliun, visanya pernah ditolak 8 kali hingga jadi CEO terbaik . (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Eric Yuan merupakan salah satu orang terkaya dalam daftar 500 miliarder Bloomberg. Pendiri dan CEO Zoom ini berada di peringkat 408 dalam Bloomberg Billionares Index dengan kekayaan tercatat sebesar 6,33 miliar dolar AS atau setara Rp90,75 triliun. 

Yuan merupakan miliarder Amerika, yang lahir di Kota Tai'an di Provinsi Shandong, China pada 20 Februari 1970. Orang tuanya merupakan insinyur pertambangan. 

Mengutip SuccessStory, saat duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD), dia mengumpulkan sisa-sisa konstruksi dan mendaur ulang tembaga untuk ditukar dengan uang tunai. Ketika dewasa, Yuan kuliah di Shandong University of Science and Technology dan mengambil jurusan matematika terapan dan ilmu komputer. 

Setelah memperoleh gelar sarjana, Yuan melanjutkan pendidikan masternya di China University of Mining and Technology di Beijing dengan spesialisasi di bidang teknik geologi. Setelah lulus kuliah, dia pindah ke Jepang untuk mengikuti program pelatihan. Sekitar 1995, dia bertemu dengan salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates di Tokyo, yang sedang menyampaikan pidato tentang ledakan teknologi di abad 21. 

Yuan terinspirasi oleh pidato Gates dan membuatnya ingin pindah ke Amerika Serikat dan membangun kariernya di Silicon Valley. Tapi kepindahannya ke AS sulit dilakukan pada awalnya karena dia butuh 2 tahun dan delapan aplikasi visa sebelum akhirnya diterima di negara itu.

Pada upaya kesembilannya, Yuan akhirnya mendapatkan persetujuan aplikasi visanya dan segera pindah ke AS untuk bergabung dengan web conferencing startup WebEx sebagai insinyur perangkat lunak. WebEx dalam perjalanannya menjadi pemimpin pasar dalam aplikasi kolaborasi berdasarkan permintaan.

Pada saat itu, dia berusia 27 tahun dan merupakan salah satu dari 20 karyawan pertama perusahaan. Dia tidak bisa berbicara bahasa Inggris saat itu dan masih belajar dari rekan satu timnya. 

"Saya tidak pernah mengikuti pelatihan bahasa Inggris formal karena sangat sibuk menulis kode setiap hari,” katanya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut