Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

Apabila kebijakan UE diterapkan, maka kelompok negara biru tersebut diproyeksikan akan mengganti minyak mentah Rusia dengan minyak dari Timur Tengah, Afrika Barat dan Amerika Serikat, yang akan memperkuat harga minyak setidaknya dalam waktu dekat, kata wakil presiden Wood Mackenzie Ann-Louise Hittle dalam sebuah catatan .

"Harga saat ini terbebani oleh ekspektasi pertumbuhan permintaan yang lambat, meskipun ada larangan impor minyak UE untuk minyak mentah Rusia dan batasan harga G7. Penyesuaian larangan UE dan batasan harga kemungkinan akan mendukung harga sementara," kata Hittle.

Sebelumnya harga minyak melemah seiring kebijakan nol-Covid China yang membebani permintaan. Kendati demikian, setelah regulasi tersebut dilonggarkan di sejumlah kota termasuk Beijing dan Shanghai, harga minyak perlahan bergerak naik.

Equity Research PT Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana, mengatakan pelonggaran China ini berdampak pada harga minyak dunia yang sebelumnya tergelincir karena ketidakpastian menjelang pertemuan OPEC+.

"Namun kalau kita lihat tren satu minggu yang lalu minyak dunia, oil WTI dan Brent mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini salah satunya didorong oleh pelonggaran China," kata Raditya dalam Market Buzz Power Breakfast IDX, Senin (5/12/2022).

Adapun pekan lalu minyak WTI meningkat hampir 5 persen dan 2,5 persen untuk Brent, tentunya pelonggaran berdampak positif bagi minyak.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut