Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kasus Pencucian Uang, KPK Panggil Anak SYL hingga Penyanyi Nayunda Nabila
Advertisement . Scroll to see content

Impor Pangan Rugikan Petani, Mentan Minta Pintu Karantina Diperketat

Selasa, 18 Oktober 2022 - 15:09:00 WIB
Impor Pangan Rugikan Petani, Mentan Minta Pintu Karantina Diperketat
Mentan Syahrul Yasin Limpo menyebut, kebutuhan pangan dalam negeri yang diadakan melalui impor akan menghancurkan petani lokal. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut, kebutuhan pangan dalam negeri yang diadakan melalui impor akan menghancurkan petani lokal. Pasalnya, pajak impor yang rendah membuat harga pangan dari luar negeri terkadang lebih murah dari milik petani. 

Mentan meminta Badan Karantina yang menjadi pintu gerbang masuknya komoditas pertanian harus lebih diperketat, sehingga meminimalisir impor pangan yang masuk dan menjaga petani.

"Indonesia ini harus kita kawal, jangan sampai orang mau cari untung jebol pintu-pintu karantina, hanya orang yang berkepentingan dengan impor dan ekspor dengan uang triliunan tidak peduli rakyat Indonesia dan mengabaikan karantina," ujar Syahrul dalam sambutannya pada Hari Jadi Badan Karantina Pertanian, Selasa (18/10/2022).

Mentan mencontohkan ketergantungan impor gandum yang saat ini jumlahnya cukup besar. Gandum memang sulit untuk ditanam di Indonesia, namun sebetulnya para petani Indonesia bisa diuntungkan, apabila produsen yang menggunakan gandum sebagai bahan dasar dicampur dengan produk lokal, seperti sorgum maupun singkong.

"Bayangkan gandum 11 juta ton, itu dari luar negeri, tidak bisa tanam gandum disini, padahal kalau kita tanam singkong kenapa memangnya, kalau kita tanam sorgum, kenapa memang, itukan bisa menjadi terigu," ucap Syahrul.

Ketika impor gandum yang cukup besar, namun tidak ada kebijakan yang mengatur tentang penggunaan produk lokal dalam pencampuran bahan dasar makanan, maka hal tersebut bisa menimbulkan kerugian bagi petani.

"Tapi kalau impor gandum, rakyat dapat apa, 11 juta ton terlalu banyak, boleh gandum, tetapi campur-campur sedikit dengan terigu yang dari singkong. Kenapa lebih banyak buah dari daripada buah dalam negeri, karena importasi tidak dibendung, harusnya berpihak dong terhadap pertanian," tuturnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut