Dikutip DW, Sabtu (1/4/2023), ekonom senior zona euro Bert Colijn ING, turunnya inflasi Eropa menunjukkan bahwa tekanan harga tetap tinggi untuk saat ini, meskipun ini akan membaik dalam beberapa bulan mendatang.
Seperti diketahui, Perang Rusia-Ukraina membuat harga minyak dan gas melonjak, namun dalam beberapa bukan terakhir harganya turun dan menjadi lebih stabil.
Turunnya inflasi Eropa juga di luar prediksi. Bloomberg dan firma data keuangan FactSet memperkirakan tingkat inflasi eropa mencapai 7,1 persen pada Maret 2023.
Bank Sentral Eropa (ECB) menilai inflasi tersebut memang rendah dari posisi tertinggi inflasi pada Oktober 2022 yang mencapai 10,6 persen. Meski demikian, angka tersebut tetap tinggi di atas target 2 persen.
Bank sentral harus berhati-hati dalam menyeimbangkan menjinakkan inflasi dengan kenaikan suku bunga. Lebih banyak kenaikan berisiko merugikan sektor perbankan.
ECB telah menaikkan suku bunga berulang kali untuk menjinakkan inflasi yang tinggu, tetapi ukuran kenaikan suku bunga berikutnya tidak jelas setelah gejolak baru-baru ini yang disebabkan krisis sektor perbankan.
"Potensi inflasi inti tetap lebih kuat dari yang diharapkan akan menjadi alasan utama ECB untuk terus menaikkan dalam waktu dekat. Kami memperkirakan kenaikan 25bp lagi di bulan Mei dan satu lagi di bulan Juni," kata Colijn dari ING dalam sebuah catatan.
Editor: Jeanny Aipassa
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku