Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kisah Sukses Tope Awotona, Salah Satu Imigran Terkaya yang Pernah Jadi Salesman
Advertisement . Scroll to see content

Kekayaan Bernard Arnault Melonjak Rp258 Triliun Berkat Kebijakan Stimulus China 

Senin, 30 September 2024 - 11:54:00 WIB
Kekayaan Bernard Arnault Melonjak Rp258 Triliun Berkat Kebijakan Stimulus China 
Kekayaan miliarder Bernard Arnault melonjak hingga 17 miliar dolar AS atau setara Rp258,19 triliun hanya dalam satu hari. (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Kekayaan miliarder pemilik perusahaan barang mewah LVMH, Bernard Arnault melonjak hingga 17 miliar dolar AS atau setara Rp258,19 triliun hanya dalam satu hari. Hal ini terjadi setelah China mengumumkan strategi atau stimulus untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi.

Arnault bukan satu-satunya pihak yang terdampak positif imbas kebijakan ini, saham di pasar modal China dan Hong Kong juga mencatatkan kinerja positif mingguan terbaik dalam 16 tahun, menyusul langkah-langkah stimulus yang mengejutkan dan pernyataan keras dari para pemimpin China.

Mengutip CNN Business, Arnault telah kehilang kekayaan lebih banyak dibanding miliarder lainnya, dengan penyusutan sebesar 24 miliar dolar AS karena kemerosotan di pasar barang-barang mewah, menurut indeks miliarder Bloomberg.

Namun pada penutupan perdagangan hari Kamis (26/9/2024), kekayaan bersihnya melonjak 17 miliar dolar AS menjadi 201 miliar dolar AS atau setara Rp3.052 triliun, menurut data indeks miliarder Bloomberg. Hal ini juga menjadi kenaikan harian terbesar ketiga yang pernah ada.

Bertambahnya kekayaan Arnault terjadi setelah saham LVMH melonjak hampir 10 persen di pasar modal Paris dengan harapan para pemimpin China akan berhasil dalam upaya mereka untuk menghidupkan kembali ekonomi dan dapat mengembalikan permintaan barang-barang mewah.

Pada bulan Juli, LVMH mengatakan bahwa penjualan perusahaan turun 10 persen dalam enam bulan pertama tahun ini di wilayah Asia dibandingkan dengan tahun 2023. Pasar tersebut, yang menyumbang 31 persen dari total pendapatan tahun lalu, didominasi oleh China.

Perekonomian China yang goyah telah merugikan banyak merek Barat. Negara ini bergulat dengan sejumlah tantangan, mulai dari belanja konsumen yang lesu dan kemerosotan properti yang terus-menerus hingga krisis utang yang meningkat di pemerintah daerah.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut