Pelindo III Catat Laba Bersih 2017 Naik 41 Persen
"Sumber pendapatan lain dari sisi operasional yaitu jasa bongkar muat barang non-peti kemas serta jasa pemanduan dan jasa penundaan kapal," tuturnya.
Diversifikasi bisnis perseroan terus didorong untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari sektor non-kepelabuhanan. Salah satunya yakni bisnis properti, melalui anak usahanya, PT Pelindo Properti Indonesia, yang mengelola sejumlah aset di Surabaya, seperti destinasi wisata maritim Surabaya North Quay, gedung pertemuan megah Grand Varuna Convex, dan tengah membangun menara perkantoran Pelindo Office Tower.
Diversifikasi bisnis ini mulai menunjukkan progres yang positif. Pada sektor pengusahaan properti, pendapatan tercatat melonjak hingga 91 persen jika dibandingkan dengan tahun 2016.
Sementara itu, tahun 2018 Pelindo III agresif berinvestasi pada sejumlah bidang, termasuk yang mendorong proyek strategis nasional Pemerintah. Salah satunya ialah pembangunan flyover akses Terminal Teluk Lamong (TTL) di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
“Total anggaran yang disiapkan untuk pembangunan flyover yang menyambungkan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) Surabaya ke TTL mencapai Rp1,3 triliun,” kata Ari Askhara.
Proyek investasi lain di antaranya yaitu pembangunan Terminal Gili Mas sebagai perluasan Pelabuhan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pembangunan terminal multipurpose yang diperuntukkan tidak hanya untuk bongkar muat peti kemas, tetapi juga untuk dermaga kapal pesiar internasional tersebut akan menelan anggaran hingga Rp1,3 triliun.
Upaya Pelindo III lainnya dalam mendukung sektor pariwisata yakni melakukan perluasan dan penambahan fasilitas Pelabuhan Benoa Bali yang ditargetkan selesai pada September tahun ini. ”Pelindo III menyiapkan dana hingga Rp1,7 triliun untuk pengembangan Pelabuhan Benoa. Agar siap menjadi salah satu gerbang wisata negara yang membanggakan pada ajang internasional pertemuan tahunan IMF-World Bank Group 2018 pada Oktober nanti,” ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk