Perbankan Mulai Lirik Paylater, Ekonom: Kartu Kredit Makin Tergeser
JAKARTA, iNews.id - Perkembangan digital banking membuat perbankan mulai melirik layanan pinjaman digital seperti paylater (bayar nanti), yang membuat kartu kredit makin tergeser.
Beberapa bank besar termasuk bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mulai menjajaki bisnis paylater, untuk menjangkau nasabah yang lebih luas, khususnya dari kalangan milenial.
Pakar ekonomi yang juga Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, mengatakan fenomena ini wajar seiring perkembangan digital banking. Apalagi perbankan besar memiliki potensi untuk mengembangkan bisnis paylater.
"Sebenarnya paylater bukan inovasi baru, paylater bentuk lain dari kartu kredit yang memanfaatkan layanan digital banking yang saat ini berkembang pesat," kata Piter usai Forum Jurnalis Jagoan GoPay Tabungan Syariah by Jago, Selasa (5/12/2023).
Menurut Piter, bank-bank yang memiliki ekosistem dan teknologi digital akan sangat mudah mengadopsi atau menempelkan layanan paylater. Pasalnya, bak-bank yang sudah menerapka teknologi digital memiliki basis untuk mengembangkan paylater.
"Jadi saya kira fenomena itu yang wajar terjadi karena mereka sudah memiliki basis yang bisa dikembangkan menuju paylater menggantikan layanan kartu kredit atau yang lain," ungkap Piter.
Dia menyampaikan, paylater bukan lompatan besar karena sebenarnya itu hanya pengembangan produk-produk yang sudah dimiliki perbankan. "Untuk bank-bank besar, itu (paylater) adalah sebuah kesempatan yang tidak mungkin mereka lepas karena potensinya sangat besar," ujar Piter.
Seiring perkembangan digital banking, lanjutnya, paylater semakin marak sedangkan kartu kredit semakin tergeser. Apalagi prosedur untuk mengurus kartu kredit lebih rumit dibandingkan paylater.
"Paylater bentuk kartu kredit digital sehingga ini potensi besar bagi mereka yang punya basis layanan digital, untuk bank besar sesuatu yang lazim," tutur Piter.
Editor: Jeanny Aipassa