Sosok Asal India Ini Bantu Elon Musk Jalankan Twitter, Pernah Kerja di Microsoft-Facebook

SAN FRANCISCO, iNews.id - Elon Musk telah memecat sebagian karyawan Twitter usai mengakuisisi platform media sosial tersebut, termasuk para petinggi. Sebagai gantinya, Musk dilaporkan membentuk tim kecil, yang terdiri dari teman dan orang kepercayaan untuk mengimplementasikan visinya di Twitter.

Salah satu sosok dalam tim kecil tersebut adalah Sriram Krishnan. Dia adalah teknisi perangkat lunak asal India dan mantan eksekutif Twitter yang meninggalkan perusahaan tersebut tahun lalu.

Baca Juga

IHK China Naik 0,2 Persen pada Oktober 2025, Deflasi Harga Produsen Mereda

Krishnan, yang sekarang bekerja di perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz atau a16z, men-tweet bahwa dia membantu Musk untuk sementara, namun belum diketahui kapasitas Krishnan di Twitter. Sulit untuk mengatakan seberapa dekat hubungannya dengan Musk saat ini, meski dia dilaporkan sebagai bagian dari lingkaran dalam Musk.

Dalam wawancara pada 2021, Krishnan mengatakan, dia dan istrinya Aarthi Ramamurthy pertama kali mengenal Musk ketika membantu bos Tesla itu terkait dengan Twitter beberapa tahun lalu. Mereka membangun hubungan setelahnya.

Baca Juga

Elon Musk Sebut Twitter Bisa Bangkrut

Pasangan itu juga bertemu Musk saat berkunjung ke markas SpaceX di California beberapa tahun lalu. Namun yang paling menarik perhatian terjadi pada Februari 2021 ketika Musk muncul dalam sebuah acara bincang-bincang yang diselenggarakan pasangan itu di Clubhouse.

Krishnan dan Ramamurthy adalah tokoh terkenal. Salah satu pendiri a16z, Marc Andreessen mengatakan bahwa Krishnan mungkin satu-satunya orang di dunia yang pernah menjabat posisi produk senior di tiga platform media sosial terbesar saat ini. Selain Twitter, pria 37 tahun itu pernah bekerja di Microsoft, Yahoo, Snap, dan Facebook.

Baca Juga

Mark Zuckerberg PHK 11.000 Karyawan, Segini Pesangon yang Diberikan

Sementara itu, Ramamurthy bekerja di Facebook dan Netflix sebelum memulai dua perusahaannya sendiri. Mereka digambarkan sebagai tech power couple, yang terhubung dengan baik.

Krishnan lahir di kota Chennai, India selatan, dalam keluarga berpenghasilan menengah yang sangat tradisional. Hidupnya berubah ketika dia meyakinkan sang ayah untuk membelikannya komputer pada akhir 1990-an.

Baca Juga

Elon Musk Berencana Pangkas 3.700 Karyawan Twitter

"Harganya sekitar 60.000-70.000 rupee, sebagian besar dari gaji ayah saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan menggunakannya untuk studi saya," kata dia dalam wawancara pada 2021, dikutip dari BBC, Senin (14/11/2022).
 
Tapi dia masih belum punya internet kala itu karena koneksi dial-up mahal dan tidak terjangkau. Jadi dia membeli buku coding untuk belajar sendiri dasar-dasarnya, dan berlatih setiap malam.

Sementara itu, Krishnan bertemu Ramamurthy pada 2002 saat belajar teknik di Universitas Anna di Chennai. Pada saat itu, dia akan lulus dengan gelar teknisi perangkat lunak. Begitu pula dengan Ramamurthy, seorang mahasiswi di perguruan tinggi yang sama.

Baca Juga

Sejumlah Petinggi Resign setelah Elon Musk Akuisisi Twitter

Terobosan besar mereka terjadi beberapa bulan kemudian ketika salah satu postingan Krishnan di Microsoft diperhatikan oleh seorang eksekutif perusahaan, yang kemudian mempekerjakan pasangan itu pada 2005. Dua tahun kemudian atau pada 2007, Krishnan pindah ke AS dan Ramamurthy bergabung dengannya enam bulan kemudian.

Setelah bekerja di Microsoft, pasangan ini pindah ke perusahaan teknologi besar lainnya. Mereka mendapat kewarganegaraan Amerika pada 2017.

Desember lalu, mereka memulai karier sebagai podcaster, sebuah keputusan yang lahir dari kebosanan yang dipicu pandemi Covid-19. Mereka memutuskan ke Clubhouse, yang menjadi populer selama pandemi, untuk mengobrol tentang ruang teknologi.

Meski sedikit yang diketahui tentang hubungan Krishnan dengan Musk, dia telah menjadi pengagum terbuka orang terkaya di dunia tersebut. Krishnan menggambarkan Musk sebagai orang yang inspiratif dan founder yang ikonik. Dia juga secara terbuka mendukung visi Musk untuk Twitter dan mengkritik praktik seperti de-platforming di situs microblogging.

"Memiliki polisi internet di luar hukum yang mengarah pada penegakan di platform Anda adalah jalan menuju otoritarianisme dystopian," tulisnya di Twitter bulan lalu.

Editor: Jujuk Ernawati