BNI Raup Laba Bersih Rp5,4 Triliun di Kuartal I 2025
Pada kredit segmen menengah, pertumbuhan ditopang oleh kredit komersial yang meningkat 2,6 persen YoY. Sementara itu, segmen kecil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan non-Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 6,1 persen YoY.
Komposisi kredit BNI secara keseluruhan didominasi segmen korporasi sebesar 56,6 persen dari total pembiayaan, diikuti segmen konsumer 18,9 persen, kredit segmen menengah dan kecil masing-masing 12,6 persen dan 9,6 persen.
Kontribusi pembiayaan dari anak usaha juga meningkat dari 1,6 persen menjadi 2,2 persen. Pertumbuhan kredit BNI secara konsolidasi pada kuartal I 2025 dinilai telah sesuai dengan target yang ditetapkan perseroan untuk sepanjang tahun ini.
Dari sisi kualitas aset, rasio non performing loan (NPL) BNI terjaga di level 2 persen dan loan at risk (LAR) turun menjadi 10,9 persen dari 13,3 persen pada kuartal I-2024.
Perbaikan kualitas aset ini juga berdampak pada penghematan beban pencadangan atau credit cost dari 1 persen menjadi 0,9 persen, sejalan dengan target aspirasi BNI tahun ini.
Pertumbuhan kredit yang sehat juga didukung oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI sebesar 5 persen YoY menjadi Rp819,6 triliun.
Pertumbuhan DPK tertinggi berasal dari penghimpunan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) sebesar 6,3 persen, terutama pada produk tabungan yang tumbuh solid sebesar 10,2 persen YoY menjadi Rp257,8 triliun dan giro yang tumbuh 3,4 persen YoY menjadi Rp320 triliun.
Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi digital BNI dalam memperoleh CASA transaksional.