Dukung Pemulihan Ekonomi RI, BI Tambah Likuiditas Perbankan Rp94 Triliun
Sementara itu, likuiditas perekonomian juga mengalami peningkatan. Ini tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing 12,6 persen (yoy) dan 8,1 persen (yoy) pada Mei 2021.
"Ekspansi likuiditas tersebut belum optimal mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah kecepatan perputaran uang di ekonomi (velositas) yang menurun, seiring belum kuatnya permintaan domestik," ujar Perry.
Sementara terkait ketahanan sistem keuangan, dia memastikan masih tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal (CAR) perbankan pada April 2021 sebesar 24,21 persen serta rasio kredit bermasalah (NPL) 3,22 persen (bruto) dan 1,06 persen (neto).
Kendati demikian, di tengah kondisi likuiditas yang tetap longgar, intermediasi perbankan meski menunjukkan perbaikan, namun masih mengalami kontraksi sebesar 1,28 persen (yoy) pada Mei 2021.
"Perbaikan ini didorong oleh membaiknya permintaan kredit seiring dengan berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi yang tercermin antara lain dari meningkatnya penjualan, pajak yang dibayarkan, dan kemampuan bayar korporasi," tuturnya.
Pada sektor rumah tangga, membaiknya permintaan kredit terlihat di sektor properti yang tercermin dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 6,61 persen (yoy) sejalan dengan implementasi pelonggaran LTV dan insentif pajak oleh pemerintah.
Editor: Jujuk Ernawati