Pascadilarang China, Volume Perdagangan Mata Uang Kripto Turun Lebih Dari 40 Persen per Juni 2021
Saat ini, lanjutnya, masih belum terlihat arus balik yang besar dari pertukaran, tingkat pendanaan masih negatif, jumlah dompet baru lebih rendah.
Meski demikian, investor dan pakar dalam ekosistem mata uang kripto masih melihat tren positif jangka panjang untuk bitcoin dan mata uang kripto lainnya.
Seperti diketahui, pada akhir Juni 2021, China memerintahkan penghentian perdagangan mata uang kripto, dan bersiap meluncurkan mata uang digitalnya sendiri. Kebijakan itu menutup operasi penambangan di berbagai provinsi yang telah menampung 50 persen hingga 60 persen dari semua kekuatan penambangan bitcoin.
Gabor Gurbacs, direktur strategi aset digital di VanEck, mencatat bahwa ketika penambang meninggalkan China, mereka tidak banyak bertransaksi dengan bitcoin yang telah mereka tambang.
Dia juga juga menilai bahwa musim panas dapat menjadi waktu dengan volume perdagangan mata uang kripto yang lebih rendah, bahkan dalam ekuitas. Hal itu membuat investor akan sulit menarik diri, termasuk investor pemula yang baru berinvestasi di mata uang kripto terutama bitcoin yang mengalami kenaikan 60.000 dolar AS pada kuartal I-2021.
"Investor mungkin masih akan merasakan sakit akibat kerugian yang besar, setelah pasar mata uang kripto kehilangan begitu banyak nilainya dalam dua bulan terakhir," ujar Gurbacs.
Editor: Jeanny Aipassa