Rupiah Ditutup Menguat pada Akhir Pekan, Bertengger di Rp16.200 per Dolar AS
Selain itu, pasar juga berhati-hati mencermati perkembangan di Timur Tengah, di mana pembunuhan para pemimpin senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah memicu kekhawatiran bahwa kawasan itu dapat berada di ambang perang habis-habisan. Hal ini mengancam akan mengganggu pasokan minyak mentah dan jalur transportasi di Selat Hormutz.
Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kondisi deflasi atau menurunnya harga barang-barang yang terjadi dalam 3 bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.
Deflasi pada Juli 2024 dipengaruhi penurunan harga komoditas pangan, mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras, akibat pasokan yang cukup di pasar. Pada Juli 2024, terjadi deflasi bulanan sebesar -0,18 persen. Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya, yaitu -0,08 persen pada Juni 2024 dan -0,03 persen pada Mei 2024.
Di saat yang sama, inflasi terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,69 persen dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi umum. Kelompok pendidikan diperkirakan akan terus menyumbang inflasi dalam dua bulan ke depan karena masih dalam masa Tahun Ajaran Baru.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp16.160-Rp16.230 per dolar AS.
Editor: Aditya Pratama