Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga Jadi 13 Persen Imbas Nilai Tukar Rubel Anjlok
Adapun, Rusia secara bertahap membatalkan kenaikan darurat suku bunga menjadi 20 persen yang dilakukan pada Februari 2022 setelah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina dan negara-negara Barat memberlakukan sanksi besar-besaran, sehingga menaikkan suku bunga menjadi 7,5 persen pada tahun ini.
Namun, bank sentral terpaksa melakukan siklus pengetatan yang dimulai pada akhir Juli. Hal ini disebabkan pelemahan tajam rubel yang memicu risiko inflasi akibat ketatnya pasar tenaga kerja, permintaan konsumen yang kuat, dan defisit anggaran Moskow yang besar.
Bank sentral menyesuaikan perkiraan inflasi akhir tahun menjadi 6,0-7,0 persen dari sebelumnya di angka 5,0-6,5 persen. Inflasi tahunan mencapai 5,33 persen pada 11 September, di atas target 4 persen.
Selain itu, Bank sentral Rusia meningkatkan perkiraan kisaran suku bunga utama tahun 2023 menjadi 9,6-9,7 persen dari 7,9-8,3 persen. Saat ini, surplus transaksi berjalan tahun ini tercatat sebesar 45 miliar dolar AS, naik dari sebelumnya 26 miliar dolar AS.
Bank sentral mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sebesar 1,5-2,5 persen. Namun, bank sentral memperingatkan bahwa perekonomian Rusia kini telah menyelesaikan fase pemulihannya dan kendala sisi penawaran, yaitu pasar tenaga kerja yang semakin ketat akan membatasi pertumbuhan lebih lanjut.
Editor: Aditya Pratama